IEEE Day 2016

IEEE Day diperingati setiap Selasa pertama di bulan Oktober. Konon, pada awal Oktober 1884 itu, para pioneer dan engineer di dunia kelistrikan berjumpa (konon termasuk Edison dan Tesla sendiri), dan memutuskan perlunya membentuk kolaborasi profesional. Kolaborasi itu kemudian mengerucut menjadi organisasi insinyur listrik Amerika atau AIEE. Di tahun 1912, sekelompok hacker membentuk organisasi IRE yang lebih berfokus pada rekayasa listrik untuk keperluan persinyalan, termasuk komunikasi radio. AIEE berfokus ke Amerika, dan IRE meluas ke mancanegara. AIEE didominasi kaum tua, sementara IRE diasiki engineer muda. Jumlah anggota IRE melampaui AIEE. Demi kemaslahatan profesi, akhirnya disusunlah penggabungan organisasi menjadi IEEE pada 1963. Logo IEEE merupakan gabungan dari layang-layang Franklin dari AIEE dan tangan kanan Ampère dari IRE. IEEE meluas ke seluruh penjuru dunia, dan mendalami teknologi pelopor, termasuk biomedical engineering, information theory, nanotechnology, dan seterusnya. Walau didirikan pada tahun 1963, namun IEEE melacak jejak sejarahnya sejak Selasa pertama Oktober 1884 itu.

Awal Oktober ini, kebetulan ada beberapa event di IEEE Indonesia. Jadi kami tak merasa perlu membuat event khusus untuk memperingati IEEE Day. Ini beberapa event IEEE yang aku hadiri sambil merayakan IEEE Day:

ieee-day-2016-v02


SERPONG: SCIENCE & TECHNOLOGY FESTIVAL

Science & Technology Festival diselenggarakan oleh LIPI di ICE Serpong, 03-05 Oktober 2016. Di dalamnya, tercakup delapan konferensi, dari mekatronika, informatika, kimia, dll. Dua diantaranya disponsori juga oleh IEEE, yaitu IC3INA dan ICRAMET. Sebagai bagian dari kegiatan ini, pada Selasa 04 Oktober, diselenggarakan workshop / seminar tentang Kolaborasi Riset & Publikasi Karya Ilmiah, diselenggarakan oleh Kemkominfo, LIPI, dan IEEE Indonesia. Aku menyampaikan paparan 3 jam, menampilkan peluang kerjasama riset & publikasi melalui komunitas profesional, plus prosedur penyelenggaraan konferensi internasional dengan sponsor dari IEEE.

14706736_10154557442689328_4188504795420539185_o

Presentasi & tanya jawab diakhiri foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016.

img_0115


JAKARTA: IEEE LECTURE @ BINUS

Kamis malam, 06 Oktober, IEEE Indonesia Section menyelenggarakan IEEE Lecture di Bina Nusantara University, Jakarta. Aku memberikan paparan selama 2 jam, berjudul Collaborative Platform Architecture for Digital Experience. Peserta dari dosen, researcher, dan mahasiswa S2 / S3 di Binus University. Acara dibuka oleh IEEE Indonesia Section Vice Chair, Dr Ford Lumban Gaol – yang selalu gaol abezzzz.

screen-shot-2016-10-21-at-09_fotor

Berakhir pada pukul 21:00, kegiatan ditutup dengan foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016.

enlight1


DENPASAR: ICSGTEIS & SMART CITY SEMINAR

International Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems (ICSGTEIS) diselenggarakan Universitas Udayana dengan sponsor dari IEEE. Ide ICSGTEIS diprakarsai di FORTEI 2014, saat para dosen Teknik Elektro Universitas Udayana dan aku (mewakili IEEE Indonesia) memperbincangkan (secara informal) kesiapan Universitas Udayana menyelenggarakan konferensi internasional sendiri, plus dukungan ketat dari IEEE Indonesia.

ICSGTEIS 2016 adalah konferensi kedua dalam seri ini, diselenggarakan di Pantai Sanur, Bali, 06-08 Oktober 2016. Kebetulan aku hanya bisa hadir pada sesi workshop di hari ke-3, Sabtu 8 Oktober 2016. Workshop ini sepenuhnya dikelola oleh IEEE Udayana University Student Branch. Fokus workshop ini pada green technology, smart city, dan IoT. Aku menyampaikan keynote speech dengan judul Internet-of-Everything Architecture for Smart City.

14724656_10154577936189328_262998774950804198_n

Tentu kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016. Tapi logo IEEE Day ada di kiri & kanan panggung. Kebetulan foto yang lengkap dengan logo ini belum aku terima. Yang ada dulu deh ya :). Oh ya, aku pakai batik dengan motif yang dinamai Batik Kuncoro. Periksa di Google deh.

img_0141

 

APWCS 2016

APWCS (Asia Pacific Wireless Communications Symposium) adalah konferensi regional Asia Pasifik yang dikelola oleh IEEE VTS (Vehicular Technology Society) dari chapter-chapter Tokyo, Seoul, Taipei, dan Singapore. Tak bisa disalahkan jika kita membandingkan dengan APCC yang dikelola IEEE bersama dengan IEICE, KICS, CICS. Tahun ini APWCS diselenggarakan di Tokyo City University, Tokyo; 25–26 Agustus 2016. Aku hadir ke simposium ini dalam misi untuk mengaktifkan VTS di Indonesia, termasuk mengajukan kesiapan Indonesia sebagai host APWCS berikutnya.

Kebetulan aku masih punya 76000 Garuda Miles, dan 70000-nya langsung dikonversikan jadi tiket Garuda Cengkareng–Haneda p.p. Berangkat tanggal 23 Agustus menjelang tengah malam, Garuda mendarat di Haneda tanggal 24 pagi. Mandi di airport, dan langsung menjelajah Tokyo. Kuliner pertama adalah sushi segar yang langsung dibuatkan di depan kita. Wow :). Tentu, didahului sop miso yang khas itu.

img_2016-09-30-222311

Kamis pagi, 25 Agustus, barulah mengarah ke Tokyo City University, di kawasan Setagaya, Tokyo. Khawatir dengan gaya Jepang yang seringkali formil, aku pakai suite dengan gaya yang klasik tapi tetap santai. Di sana, Prof Mamoru Sawahashi, General Chair dari APWCS 2016 siap menyambut. Eh, baru sadar, suite kami matching sekali. Prof Sawahashi menceritakan scope simposium, sebaran pesertanya, dan nature dari penyelenggaraan simposium ini. Setiap konferensi memiliki sifat yang berbeda, dan kadang hanya dapat dipahami dengan langsung mengikuti seluruh kegiatan di dalamnya.

img_2016-09-30-222333

Tak lama, Prof Sawahashi harus memutus percakapan, untuk secara resmi membuka APWCS 2016. Berderet keynote speakers dari kalangan akademisi dan industri bergantian memberikan paparan tentang filosofi dan rencana implementasi Jaringan 5G dengan berbagai aspeknya. Ini selalu jadi saat yang mendebarkan, saat kita memiliki kesempatan mendengarkan update terbaru dari researcher senior yang merupakan para inventor & innovator kelas dunia. VTS memiliki sifat yang lebih spesifik dan fokus daripada society yang besar, semisal Comsoc (IEEE Communications Society)  atau IEEE Computer Society. Jadi paparan para researcher ini betul-betul fokus di cutting-edge teknologi 5G.

img_2016-09-30-222346

Tengah hari, Prof Sawahashi mengajak makan siang ke ruang VIP. Di sini, sekaligus dilakukan General Meeting dari APWCS Board of Governor. Anggotanya bukan hanya dari Jepang, tapi dari berbagai negara stakeholder, dengan gaya masing-masing.

img_2016-09-30-222328

Di BoG meeting inilah, aku memaparkan situasi riset & industri mobile di Indonesia, kapabilitas dan peluangnya, serta kemudian mengajukan Indonesia sebagai host dari APWCS berikutnya. Berikutnya itu bukan 2017, karena simposium semacam ini memerlukan persiapan sangat panjang, dan unik. Jadi mereka membuka kesempatan Indonesia menjadi host pada 2019, jika Indonesia memang dapat meyakinkan komitmen & kapabilitasnya.

img_2016-09-30-222322

Cukup banyak masukan yang diberikan bagi Indonesia dalam meeting ini; terutama bahwa Indonesia belum memiliki VTS Chapter. Selain periset dan akademisi serius, mereka sebenarnya sekumpulan macan. Tapi aku semacam macan lokal juga sih. Dan aku bisa menunjukkan bahwa IEEE Indonesia Section memiliki leadership kuat untuk memastikan keberhasilan program ini. Jadi akhirnya mereka secara prinsip menyetujui Indonesia menjadi host. Namun dalam jangka waktu itu, kita harus menunjukkan langkah-langkah kesiapan.

Lepas presentasi, beberapa anggota BoG mengajak berbincang. Sebagian untuk lebih kenal, sebagian lagi untuk meneruskan assessment :). Experience dari Section dan representative-nya pun (yours truly) dieksplorasi. Beberapa nama penting disebut. Entah kebetulan atau keberuntungan, nama-nama yang disebut itu punya hubungan baik dalam perjalanan networking di IEEE, termasuk incoming Director of IEEE Region 10, Prof Kukjin Chun, dan former Director of IEEE Comsoc Prof Byeong Gi Lee. So far so good.

Usai BoG meeting, aku masuk ke sesi-sesi paralel di simposium ini; menyimak beberapa hasil riset para researcher dan mahasiswa. Namun saat break, aku jumpa lagi dengan Chairman of APWCS BoG, Prof Li-Chun Wang. Kami berbincang cukup panjang di meja kecil. Di sini Prof Wang menyampaikan  concern sesungguhnya dari banyak anggota BoG. Fokus BoG sebenarnya bukan simposium atau conference; melainkan memastikan VTS tumbuh di region ini, dengan kegiatan yang terus bertumbuh. Simposium hanyalah sebuah cara untuk memastikan pertumbuhan kegiatan ini. Prof Wang juga menceritakan bagaimana akhirnya BoG bisa yakin untuk tetap mendukung Indonesia di 2019. OK, deal.

img_2016-09-30-222339

Selesai tugas, masih ada waktu untuk meneruskan belajar berbagai aspek dari vehicular technology, khususnya perkembangan 5G network yang menjadi fokus utama tahun ini. Menarik bahwa IoT masuk ke frame ini bukan sebagai requirement yang harus didukung dengan 5G, melainkan benar-benar merupakan bagian terpadu dari 5G itu sendiri.

Dan masih ada waktu juga untuk beristirahat dan berlibur beberapa hari. OK, yang ini kita sambung di blog lain. Aku masih punya travelling blog loh :).

img_2016-09-30-222316

IEEE Tensymp 2016

TENSYMP 2016 (atau lengkapnya: The 2016 IEEE Region 10 Annual Symposium) telah dilaksanakan di Sanur Paradise Plaza, Bali, tanggal 9–11 Mei 2016 lalu. Sebanyak 213 paper didaftarkan dalam simposium ini, namun hanya 96 yang lolos seleksi komite, yang artinya acceptance rate hanya 45%. Dari jumlah itu, 72 paper dipresentasikan dalam simposium ini.

Walaupun dinamai sebagai simposium, TENSYMP sebenarnya memiliki tingkatan sebagai sebuah konferensi; dan merupakan konferensi terbesar kedua yang dimiliki oleh IEEE Region 10 (Asia Pasifik). Namun TENSYMP masih berusia muda. Konferensi di Bali ini hanyalah TENSYMP keempat. Tujuannya adalah meningkatkan peran IEEE dalam pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Asia-Pasifik melalui penyebaran pengetahuan dan pengalaman teknologi. Konferensi ini dibuka oleh Direktur IEEE Region 10, Ramakrishna Kappagantu, disertai oleh:

  • Satriyo Dharmanto, IEEE Indonesia Section Chair
  • Dr. Ford Lumban Gaol, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Kuncoro Wastuwibowo, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Prof. Gamantyo Hendrantoro, IEEE TENSYMP 2016 TPC Chair
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar, Kepala Riset dan Pengembangan SDM Kemkominfo

tsxop3089

Topik TENSYMP tahun ini kami pilih dengan mempertimbangkan posisi Asia-Pasifik sebagai pusat riset, pengembangan, dan bisnis TIK. Kita berada di tengah pengembangan perangkat, layanan, dan aplikasi digital yang berproliferasi dalam tingkat yang belum terbayangkan; namun dengan nisbah keberhasilan yang belum memuaskan. Kegagalan di bidang TIK umumnya disebabkan oleh akses yang kurang memadai terhadap teknologi, pasar, komunitas, atau investasi. IEEE sebagai komunitas merasa tertantang untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan menyusun koherensi pada tingkatan teknologi, infrastruktur, dan peluang bisnis. Tantangan lain adalah perlunya mengarahkan pengembangan teknologi untuk secara konsisten menumbuhkan harkat hidup manusia. Arahan inilah yang menjadi dasar untuk menyusun tema TENSYMP 2016: Smart Computing, Communications, and Informatics of the Future. Riset yang mengarah ke pengembangan platform dan aplikasi tetap ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan manusia.

Direktur IEEE Region 10 Ramakrishna Kappagantu menyebutkan bahwa melalui TENSYMP 2016, IEEE Region 10 bermaksud untuk:

  • Mempersembahkan forum internasional yang prestisius untuk berinteraksi dalam bidang-bidang elektri, komputer, dan teknologi informasi, dalam bentu paper, pameran, paparan ilmiah, tutorial, dan aktivitas lainnya.
  • Menyebarkan pengetahuan dan pengalaman teknis kepada masyarakat di kawasan Asia-Pasifik.
  • Mendorong pengkajian dan interaksi teknologi dan aplikasinya dalam konteks sosial, politik, dan kemanusiaan secara lebih luas.
  • Memperkuat kemampuan interpersonal dan profesional serta semangat kepemimpinan dari volunteer di bidang-bidang teknologi dan rekayasa.

Konferensi ini menampilkan lima pembicara kunci:

  • Prof. Kukjin Chun: Microelectromechanical Systems Technology Development.
  • Prof. Benjamin Wah: Consistent Synchronization Of Action Order with Least Noticeable Delays Ini MultiPlayer Online Games
  • Prof. Rod van Meter: Analyzing Applications for Quantum Repeater Network
  • Prof. Soegijarjo Soegidjoko, Biomedical Engineering Advances for a Better Life in Developed & Developing Countries
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar

tcwjc4785

Konferensi juga menampilkan tujuh sesi tutorial, dengan para tutor yang berasal dari berbagai negeri di Asia-Pasifik. Kami juga menyelenggarakan Gala Dinner yang dihadiri seluruh peserta konferensi, dan juga dihadiri Prof Kukjin Chun sebagai Direktur Terpilih dari IEEE Region 10 (yang akan menjabat sebagai Direktur di tahun 2017).

tlgbw5468

 

Kegiatan lain dalam konferensi ini:

  • IEEE Region 10 Young Professional Gathering
  • IEEE Region 10 Women in Engineering Sharing Session
  • IEEE Region 10 Education Activities Sharing Session
  • IEEE TENSYMP 2016 Industry Forum

IEEE Tensymp 2016

The 2016 IEEE Region 10 Annual Symposium (TENSYMP 2016) has been carried out in Sanur Paradise Plaza, Bali Island, Indonesia, in 9–11 May 2016. TENSYMP is the second flagship conference belongs to the IEEE Region 10. But TENSYMP is relatively new: this event was only the fourth TENSYMP. The aim is to serve IEEE contribution to the development, progress and welfare of countries in the Asia-Pacific region by disseminating technological knowledge and experience.

10symp Logo v13

There were almost 213 papers submitted to the conference this year, of which only 96 papers were accepted, and 72 were presented in this conference. So, acceptance rate was 45%, and attendance rate was 75%. The conference was opened by IEEE Region 10 Director, Ramakrishna Kappagantu, accompanied among others by:

  • Satriyo Dharmanto, IEEE Indonesia Section Chair
  • Dr. Ford Lumban Gaol, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Kuncoro Wastuwibowo, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Prof. Gamantyo Hendrantoro, IEEE TENSYMP 2016 TPC Chair
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar, Head of Research & HR Development of the Indonesian Ministry of ICT

SXOP3089

The topics for TENSYMP 2016 were selected by considering the position of Asia Pacific area as de facto centre for the ICT research, development, and industry. Digital devices, services and applications proliferate in unprecedented growth; but only a small number will become success stories. The others, despite their idealistic technical plan, will succumb the poor access to technology, market, community, or investment. It is the duty of the IEEE Region 10 as a community to arrange a coherence among those technologies, infrastructures, and business opportunities, to accelerate our common growth toward a digital society. Other big challenges are to develop and deploy our technology in meaningful ways – in real applications to enhance the value of human life. This is the expectation to choose the topic of TENSYMP 2016: Smart Computing, Communications, and Informatics of the Future. While we carry out deeper researches on those smart services and platforms; we keep in mind that our works are to enhance the quality of life.

On the Opening Speech, IEEE Region 10 Director Ramakrishna Kappagantu mentioned that with TENSYMP, IEEE Region 10 aims:

  • To provide a prestigious international forum for specialist presentations and interactions in one or more areas of Electrical, Electronics, Computer and Information technology through papers, exhibitions, plenary talk, tutorials, and other activities;
  • To contribute to the development, progress and welfare of countries in the Asia-Pacific region by disseminating technological knowledge and experience.
  • To encourage the study and discussion of technology and technological applications in a broad social, political and human context;
  • To polish and boost the interpersonal and professional skills of volunteers with the guidance of leaders and the renowned personalities in the respective field of Engineering & Technology.

The conference presented five prominent keynote speakers:

  • Prof. Kukjin Chun: Microelectromechanical Systems Technology Development.
  • Prof. Benjamin Wah: Consistent Synchronization Of Action Order with Least Noticeable Delays Ini MultiPlayer Online Games
  • Prof. Rod van Meter: Analyzing Applications for Quantum Repeater Network
  • Prof. Soegijarjo Soegidjoko, Biomedical Engineering Advances for a Better Life in Developed & Developing Countries
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar

CWJC4785
The conference also presented 7 tutorial sessions, presenting tutorial speakers from spreading countries in Asia Pacific Region.

There was a Gala Dinner session on the first night of the conference, attended by all participants of the conference, and also by Prof Kukjin Chun as the Director-Elect of IEEE Region 10.

LGBW5468

 

Other programs related to IEEE TENSYMP 2016 were, among others:

  • IEEE Region 10 Young Professional Gathering
  • IEEE Region 10 Women in Engineering Sharing Session
  • IEEE Region 10 Education Activities Sharing Session
  • IEEE TENSYMP 2016 Industry Forum

IIJ Special Issue on Internet IoT

The Internetworking Indonesia Journal has just published a special issue (IIJ Vol 8 No 1 / 2016), presenting papers from the 2015 International Conference on Industrial Internet of Things.

Here are the content of this special issue

  • Guest Editors’ Introduction, Endra Joelianto, Augie Widyotriatmo and Arjon Turnip (PDF)
  • Road Road Travel Time Prediction using Vehicular Network, Sejoon Lim, (PDF)
  • Daytime Road Marker Recognition Using Grayscale Histogram and Pixel Values, Zamani Md Sani, Hadhrami Abd Ghani, Rosli Besar and W.S. Loi, (PDF)
  • A Food Ordering System with Delivery Routing Optimization Using Global Positioning System (GPS) Technology and Google Maps, Roy Deddy Hasiholan Tobing, (PDF)
  • Energy Aware Distributed Estimator System over Wireless Sensor Networks with Ad-hoc On-Demand Distance Vector (AODV) Routing Algorithm, Husnul Abady and Endra Joelianto, (PDF)
  • A Comparison of SVM and RVM for Human Action Recognition, Vina Ayumi and Mohamad I. Fanany, (PDF)
  • Online Brain Activity Extraction from EEG-P300 Signals with Nonlinear Autoregressive Model, Arjon Turnip and Artha Ivonita Simbolon, (PDF)
  • Ambient Environmental Quality Monitoring Using IoT Sensor Network, Arko Djajadi and Michael Wijanarko, (PDF)
  • The Application of Internet of Things System for Water Quality Monitoring, Tito Yuwono, Luqman Hakim, Irfan Ardi and Umar, (PDF)
  • Attenuation Measurement of Laboratory-Based PLC Implementation, Intan Sari Areni, Elyas Palantei, Ansar Suyuti, Adnan, Weni Sri Yusnita and Heni Susanti, (PDF)
  • A Distance-Based Approach for Binary-Categorical Data Bi-Clustering, Sadikin Mujiono, (PDF)
  • EEG-Based Brain-Controlled Wheelchair with Four Different Stimuli Frequencies, Arjon Turnip, Demi Soetraprawata, Mardi Turnip and Endra Joelianto, (PDF)
  • A Small Signal State Space Model of Inverter-Based Microgrid Control on Single Phase AC Power Network, Sutanto Hadisupadmo, Arista Nugroho Hadiputro and Augie Widyotriatmo, (PDF)
  • A Model of Turbo Encoder Based on Field Programmable Gate Array (FPGA) for Nano Satellite Application, Laila Prakasita, Heroe Wijanto and Budi Syihabuddin, (PDF)
  • Implementation of LSI Method on Information Retrieval for Text Document in Bahasa Indonesia, Jasman Pardede and Mira Musrini Barmawi, (PDF)
  • Design an Advanced Botnet to Monitor User Awareness on Harmful Malware Using VertexNet, Albert Sagala and Alexander Lumbantobing, (PDF)
  • Metadata of Dashboard Data Source Based on Study of Pentaho Dashboard Metadata, Rosni Lumbantoruan, Agnes Juliana Siregar, Erikson Matondang and Marisa Helen Gultom, (PDF)

CFP: Tensymp 2016

Aku mengakhiri masa jabatan sebagai Chairman di IEEE Indonesia Section di awal 2015. Pemilu elektronis nan demokratis telah memilih New Chairman, Satrio Dharmanto, buat tahun 2015, yang bisa diperpanjang di 2016. Tapi aku ternyata aku gak boleh meninggalkan aktivitas di IEEE. Dr Ford Lumban Gaol segera berkontak, menyampaikan bahwa tahun Indonesia akan jadi tuan rumah IEEE TENSYMP 2016, dan kami berdua harus jadi ketua bersama (General Co-Chair) buat konferensi regional ini.

Waktu aku masih jadi Chairman di IEEE Indonesia Communications Society Chapter; IEEE Indonesia Section pernah jadi tuan rumah untuk IEEE TENCON 2011. TENCON adalah konferensi resmi dari IEEE Region 10 (Asia Pacific), yang umumnya diselenggarakan di akhir tahun. Sukses dengan TENCON, IEEE Region 10 mendirikan konferensi regional seri kedua sejak 2013. Mula-mula seri kedua ini disebut dengan TENCON Summer, karena diselenggarakan di pertengahan tahun. Namun, karena seri kedua ini masih lebih kecil daripada TENCON, maka akhirnya konferensi ini dinamai TENSYMP, atau IEEE Regional 10 Symposium. TENSYMP diselenggarakan berturut-turut di Australia, Malaysia, India, dan tahun 2016 ini diselenggarakan di Indonesia.

10symp Logo v12

Tugas kami, tentu, adalah memastikan keberhasilan TENSYMP sebagai flagship conference dari Region 10. Paper harus diperoleh dari riset terbaru dan terbaik dari seluruh Asia Pasifik, pada tema yang sedang menjadi hal terpenting di Asia Pasifik. Asia Pasifik masih jadi salah satu pusat pertumbuhan bisnis dan ekonomi berbasis teknologi terbesar di dunia. Masalah energi, informasi, hingga teknologi untuk kemanusiaan jadi soal yang sama pentingnya. Namun akhirnya kami memilih fokus tematis pada prakarsa-prakarsa baru di bidang TIK.

Topik dibagi atas 4 track, yaitu Building Blocks yang mengkaji fundamental perbaikan infrastruktur informasi masa depan, termasuk jaringan 5G, IoT, hingga quantum networks; Architecture yang mendalami kerangka masa depan jaringan informasi, termasuk cognitive radio, cybernetics, dan big data; Critical Aspects yang mencoba menemu kenali titik-titik terpenting dalam pengembangan platform digital, termasuk pengoptimalan informasi konteks, ekonomika internet, dan green technology; serta Smart Applications yang mengeksplorasi berbagai peluang aplikasi dan produk yang memanfaatkan kecerdasan Internet masa depan.

Tensymp Tracks

TENSYMP akan diselenggarakan 9-11 Mei 2016 di Denpasar, Bali. Paper akan kami terima hingga 31 Januari 2016. Sebagai TPC Chair, kami memilih Prof Gamantyo Hendrantoro dari ITS, yang telah memiliki reputasi global, baik di sisi expertise maupun komitmen terhadap profesi. TPC (Technical Program Committee) diisi para expert dari kalangan akademisi dan profesional di berbagai negara, termasuk beberapa dari Indonesia.

Keynote Speaker untuk TENSYMP juga memiliki kelas berat. Prof Kukjin Chun adalah Direktur IEEE Region 10 di tahun 2016, sekaligus expert di bidang micromechanics dan microengineering. Prof Benjamin Wah adalah mantan Presiden IEEE Computer Society, juga expert di bidang artificial intelligence dan multimedia. Dr Rod van Meter, adalah bintang yang sedang bersinar dalam riset dan rekayasa quantum computing & quantum networks. Semua akan mewarnai TENSYMP dengan inpirasi terkini yang akan membekali para akademisi dan insinyur Indonesia dan dunia.

Foto-05-Keynote-03

Kami mengundang para akademisi dan profesional bidang TIK Indonesia untuk hadir dan berperan aktif dalam konferensi ini. Sungguh kesempatan menarik dan luar biasa buat kita semua. Sayang kalau yang hadir justru hanya para profesional dari luar negeri, terutama para kompetitor di MEA.

Informasi tentang TENSYMP 2016 dapat disimak di TENSYMP2016.ORG. Paper dapat dikirim melalui layanan EDAS, dengan alamat tertera di web TENSYMP. Seperti konferensi IEEE lainnya, paper akan diproses lebih lanjut di IEEE Xplore serta diajukan ke indeks SCOPUS.

Sampai jumpa di Bali, Mei 2016!

ASEAN ICT Awards 2015

ASEAN ICT Awards (URL: http://aseanictaward.com) – atau disingkat AICTA – adalah prakarsa dari TELMIN, yaitu kelompok kerja Menteri-Menteri Telekomunikasi dan IT di lingkungan ASEAN. Tujuannya adalah mempromosikan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan komunitas untuk pengembangan inovasi IT di kawasan Asia Tenggara. Salah satu bentuknya adalah dengan kompetisi inovasi dan kreasi IT.

Tahun ini Telkom Group mengirimkan proposal belasan produk ke AICTA, baik dari inovasi internal maupun dari kolaborasi komunitas. Namun yang lolos ke babak final hanya QJournal, di kategori Digital Content.

Finalis harus mempresentasikan inovasinya di Ninh Binh, 15-17 September 2015. Ninh Binh adalah kota kecil di daerah Vietnam Utara, sekitar 100 km dari Hanoi. Di sana, tengah dilaksanakan juga Workshop TELMIN. Jadi, sekalian para expert di bidang ICT jadi juri babak final AICTA. QJournal memberangkatkan Bang Anto, Aip, dan aku sendiri.

Kami berangkat terbang dari Jakarta ke Hanoi, dan menghabiskan setengah hari untuk mengeksplorasi ibukota Vietnam ini. Hanoi masih bersuasana tenang dan agak tradisional. Sekilas melihat beberapa situs budaya di Hanoi, kami langsung diantar dengan bus ke Ninh Binh.

Ninh Binh benar-benar kota kecil. Kota ini diharapkan jadi sentra wisata baru di Vietnam, dengan kontur alam yang sungguh indah. Bukit-bukitnya mirip Halong Bay atau kawasan Cina Selatan. Sayangnya, Ninh Binh sedang masuk musim hujan bulan September itu. Jadi tak banyak yang bisa dilihat dan dikunjungi.

IMG_8244

Final AICTA berlangsung mirip ujian kuliah, haha. Tidak ada semacam acara pembukaan. Finalis langsung diarahkan ke ruang-ruang presentasi. Presentasi dan tanya jawab dilakukan dengan para juri dari seluruh negara ASEAN di ruang tertutup. Dilarang bikin foto, kecuali bandel. Selesai presentasi, langsung acara bebas. Malam, ada gala dinner, welcome speech, dan tari-tarian. Mirip acara IEEE, haha. Para nerds yang gagap entertainment. Gue bangets.

Pemenang AICTA baru diumumkan resmi 2 bulan kemudian. QJournal memperoleh Silver Awards. Alhamdulill?h.

Karena Bang Anto sedang sangat sibuk, aku dan Aip mewakili Telkom di awarding night. Awarding dilaksanakan bersamaan dengan TELMIN Summit di Danang, Vietnam Tengah, pada 26 November 2015. Penyerahan award dilakukan secara bergantian oleh para Menteri ICT negara-negara ASEAN. Untuk kategori Digital Content, kebetulan award diserahkan oleh Menkominfo Indonesia, Chief Rudiantara.

HLZS0026

Selesai acara, kami menyempatkan diri berbincang dengan Chief Rudiantara, tentang pengembangan inovasi digital di Indonesia, dengan pendekatan komunitas.

AZTB5388

Selesai. Social visit dulu ke Hoi An, sebuah kawasan yang terjaga keaslian ekonomi dan budayanya, masih di kawasan Vietnam Tengah. Trus kami terbang kembali ke Jakarta via Ho Chi Minh City. Kunjungan yang sangat singkat.

IMG_1719

AICTA Silver Award ini diserahkan kepada Telkom Indonesia sebagai pemilik inovasi dan produk. Telkom sendiri kemudian memberikan award para inovatornya dengan Penghargaan Inovasi Khusus yang diserahkan CEO Alex Sinaga dan Direktur HCM Herdy Harman di acara puncak HUT Telkom.

IMG_0278

 

OK, cerita selesai.

Section Chairmanship Handover

It has been 2 years that I had handled the chairmanship of IEEE Indonesia Section, i.e. 2013-2014. At the end of the year 2014, I seek the support of the Advisory Board to prepare the Election to choose the new chairman. The Advisory Board formed an ad hoc Election Committee, led by Mr Arnold Djiwatampu. They also nominated Mr Satriyo Dharmanto as the candidate of the new chair. Satriyo was the chair of IEEE Indonesia Communications Society Chapter (2012-2014). The committee also invited other candidates through petitions. One candidate was nominated this way, i.e. Prof Pekik Argo Dahono, the chair of the Join Chapter of Education Society / Electron Devices Society / Power Electronics Society / Signal Processing Society. The election was conducted online on January 2015 with a web tool provided by the IEEE. The result was announced by the committee, one day after the election due. Satriyo won.

Then it was my turn to prepare the chairmanship handover process. I chose Jakarta Digital Valley (the HQ of Indigo Accelerator) as the venue for this handover. It was a symbol that this engineering professional organisation should put more attention to entrepreneurship based on technology innovation; without losing focus on academic research and industrial development. The handover ceremony was carried out as an IEEE Indonesia Section Member Gathering, conducted on 15 February, just a day before the Section’s anniversary. The IEEE Indonesia Section was established on 16 February 1988, through an approval letter published by the IEEE MGA.

IEEE Indonesia Section Member Gathering 2015

To symbolise the handover process, Dr Wahidin Wahab (member of the Election Committee) put the Section Chair pin on Satrio’s jacket, and put the Section Past Chair pin on mine. So we have a new chairman! Then I handed over the Section banner (symbolising the life of the Section) to the new chairman.

Meanwhile, Dr Ford Lumban Gaol will retain his position as the Section Vice Chair. Dr I Wayan Mustika will be the new Secretary, and Ms Agnes Irwanti be the Treasurer.

IMG_0073

What’s the duty of a Section Past Chair? We have never defined it. Obviously, the previous chair will support the new one with advices, guidance, and networking with the Region, neighbouring Sections, and the HQ. Some years ago, the Section established an Advisory Boards, populated by some former Section Chairs. I haven’t known yet whether I will be appointed as a member of this board. You know: as a chairman, I was not too warm hearted.

IEEE Engineering Management Review

However, I will still work for the organisation (and, obviously, for the profession). Even after understanding that I would no more be a Section chair, some conference organisers have appointed be as a member of their TPC (technical program committee), scientific committee, or even steering committee. Here are some of such conferences:

Kopi Hwie

Konon, kenyamanan menikmati kopi tidak selalu ditentukan oleh kualitas; tetapi juga oleh kebiasaan. Seorang rekan yakin bahwa kopi yang benar-benar kopi hanyalah Kapal Api. Dengan definisi semacam ini, buat aku yang tumbuh di kota Malang, rasa kopi standar adalah Kopi Hwie.

Di Pasar Klojen yang terletak di tengah kota Malang, terdapat toko Sido Mulia. Selain menjual kebutuhan rumah tangga, toko ini juga menjual kopi dengan merk Sido Mulia. Sido Mulia dikenal sebagai kopi yang memiliki rasa yang pekat dan aroma yang sangat khas, baik aroma kopi yang memenuhi toko maupun aroma kopi saat dijerang di rumah.

Perusahaan dan Toko Sido Mulia ini telah berdiri di Malang sejak tahun 1953. Pendirinya adalah Tjeng Eng Hwie. Banyak yang menyebut tokonya sebagai Toko Hwie, dan kopinya sebagai Kopi Hwie. Waktu masih tinggal di Malang, aku belum pernah baca ejaannya, dan cuma bisa menebak-nebak: Oei, Oey, atau Wie, hahaha. Kebijakan naturalisasi Pemerintah Indoenesia di awal 1960-an memaksa toko ini diubah namanya menjadi Sido Mulia, dan nama pemiliknya menjadi Witjaksono Tjandra. Saat ini, toko ini dikelola oleh generasi kedua, dipimpin Sonny Tjandra, dengan menjaga gaya tradisionalnya dalam pengolahan dan penjualan kopi.

Sido Mulia melakukan pemanggangan dan penggilingan kopi dengan standar mereka sendiri. Kemudian bubuk kopi dimasukkan ke dalam tong kedap udara. Rasanya dulu Sido Mulia hanya menjual kopi robusta. Biji kopi diperoleh dari perkebunan di daerah Dampit. Orang Malang pasti tahu daerah ini :). Namun kini mereka memproduksi juga kopi arabika yang diambil dari daerah sekitar Jember.

Tentu, sebagai kopi tradisional, Kopi Hwie lebih sedap dibrew. Dia ditargetkan untuk jadi kopi tubruk. Kalau dijadikan espresso, pahitnya terlalu kuat. Bisa dinetralkan dengan sedikit gula merah tapi.

Lain hari, kalau sempat berkunjung ke Malang, jangan cuma bawa apel dan tempe. Bawa juga Kopi Hwie yang pernah legendaris ini :).

Bandung: IC3INA 2014

IC3INA (International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications) is an annual conference, organised byResearch Center for Informatics, Indonesian Institute of Sciences (LIPI). Since 2013, the IEEE Indonesia Section co-organised this conference as technical sponsor. This year, IC3INA was conducted in Bandung, October 21st-23rd.

I attended this conference as one of Scientific Committee member, and as the chair of the IEEE Indonesia Section. Last year (2013), they made me the moderator of all keynote speech session on opening day. But this year (2014), they only wanted me to present a 5 minutes speech as an IEEE representative.

IC3INA 2014 v01

Here’s what I read:

Assalaamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh.

Distinguished Ladies & Gentlemen,

It’s always enchanting to be around the community of scientist, researchers, academicians, and technology professionals. Representing the IEEE, and especially the IEEE Indonesia Section, I would like to express our gratitude to be involved for this distinguished event, the IC3INA 2014 in Bandung, Indonesia, organised by LIPI.

We have known that the IEEE was established more than 125 years ago. This organisation is a home for scientists and engineers from the industrial world and academic domain to synergise their idea, and to collaborate their efforts to understand more about the nature and to engineer it toward a better life. In Indonesia, the Section was established only 26 years ago, and is now actively fostering the academic and professional engineering activities in Indonesia with its 10 chapters representing 15 different fields, and 7 student branches. It is a place for the engineering ecosystem to work in partnership and collaboration to enhance the dynamics and quality of our researches, our academic and professional works, for our mission to advance the technology for humanity.

The second decade of the 21st century has been witnessing new paradigms for the Information Technology. The Internet, which has previously revolutionized the communication and interaction among people, has started its next evolution to be the Internet-of-Things (IOT), with the ability to connect any digital entity or virtually anything to the network of information and knowledge. Information processing does not stop with just doing computation over data input, but would also enrich the information with aggregation of various supporting knowledge, with context-awareness. Big data technology allows the aggregation of large amounts of information from various sources intelligently to obtain results that are sometimes unpredictable.

But the challenge is to develop and to implement those new computing paradigms in real applications to enhance the value of human life. While we carry out researches on Big Data, we keep in mind that this is one of the key technologies to improve the quality of life. We expect better understanding to the universe and human, better education approach, personalised health care, smart city integrated with ubiquitous sensing networks, smart businesses that understand their customers in person, better approach for environment conservation, and others. The interesting thing about Big Data is the necessity on its implementation to maximize the role of the ecosystem, to involve all stakeholders in designing a disruptive lifestyle with this technology.

So let’s have some discussions, and warm networkings. All the best for you; all the best for the profession. Thank you.

Bandung, 21 October 2014

Kuncoro Wastuwibowo
Chair, IEEE Indonesia Section
IC3INA 2014 v02